DONAL TRUMB merasa ada campur tangan RUSSIA pada pemilu PILPRES AS tahun lalu - Tobaku

Latest

Minggu, 12 November 2017

DONAL TRUMB merasa ada campur tangan RUSSIA pada pemilu PILPRES AS tahun lalu

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin mengatakan kepadanya bahwa dirinya merasa dihina terkait adanya tuduhan bahwa Rusia ikut mencampurii Pemilu Presiden AS pada tahun lalu.
Komunitas intelijen AS sebelumnya telah menyimpulkan Rusia mencoba mempengaruhi hasil pemilu dengan memberikan dukungan kepada Trump.
"Dia mengatakan bahwa dia benar-benar tidak ikut campur dalam pemilu kami," kata Trump.
Di akun Twitter miliknya, Trump mengecam orang-orang yang disebutnya sebagai "pembenci dan bodoh" karena tidak mendorong hubungan baik antar negara.

Bagaimanapun, setelah mendapat kritikan keras, Trump menjelaskan bahwa dia mendukung kesimpulan badan intelijen AS tersebut. "Tentang apakah saya percaya atau tidak, saya berada di sisi badan intelijen kami, saya percaya kepada badan intelijen kami," katanya.
Selama KTT APEC, Trump dan Putin tidak melakukan pembicaraan resmi, tetapi bertemu dalam tiga kesempatan berbeda. Mereka mendiskusikan tentang krisis Suriah dan tuduhan Rusia ikut campur dalam pilpres AS, ungkap Trump.
Sebelumnya, keduanya untuk pertama kalinya bertemu pada pertemuan puncak G20 di kota Hamburg, Jerman, juli lalu.
Dalam pertemuan kedua di KTT APEC di Da Nang, Vietnam, mereka terlihat mengobrol sebentar pada tiga kesempatan pertemuan yang singkat, tetapi bukan dalam pertemuan formal. Belakangan Putin menyalahkan protokoler dan penjadwalan acara tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengaku telah "melakukan diskusi yang baik" dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin saat mereka bertemu di KTT APEC di Vietnam.
Kepada wartawan, Trump mengatakan diskusi itu berlangsung penuh kehangatan dan "perasaan baik" satu sama lain, sementara Putin menyebut mitranya itu "orang yang sopan ... sehingga nyaman berdiskusi dengannya".

Keduanya kemudian bersepakat untuk melanjutkan pertempuran melawan kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam atau ISIS di Suriah sehingga mereka dapat ditaklukkan.
Bagaimanapun, CIA dalam sebuah pernyataannya kepada media AS, bahwa penilaian intelijen bahwa ada campur tangan Rusia dalam Pilpres AS tidak berubah.
Dan Departemen Kehakiman AS terus melanjutkan penyelidikan tentang dugaan campur tangan Rusia itu dengan menunjuk kepala penyidik ​​khusus, Robert Mueller, untuk memeriksa kemungkinan kolusi yang melibatkan tim sukses Trump.
Sejauh ini, Presiden Trump menolak semua tuduhan yang diungkapkan laporan CIA dan badan intelijen lainnya bahwa Rusia terlibat pembobolan email tim pemenangan Hillary Clinton menjelang pemilihan presiden tahun lalu.
Aksi peretasan itu, yang dibocorkan ke Wikileaks dan kemudian disebarluaskan, menjatuhkan nama Partai Demokrat sehingga mengguncang kampanye capres mereka, yang berujung kekalahan bagi Hillary Clinton.
Hubungan AS-Rusia diwarnai ketegangan selama bertahun-tahun, setelah Kremlin menuduh Washington berusaha mempengaruhi pemilu di Rusia dan negara-negara bekas Soviet lainnya, termasuk Ukraina dan Georgia.
Sementara peretas Rusia dicurigai terlibat secara luas antara lain saat pemilu presiden AS lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar